ANALGETIK
Analgesik adalah obat yang digunakan untuk
mengurangi atau menghilangkan rasa sakit atau obat-obatan penghilang nyeri
tanpa menghilangkan kesadaran. Obat ini dgunakan untuk membantu meredakan
sakit, sadar tidak sadar kita sering menggunakannya misalnya saat kita sakit
kepala atau sakit gigi, salah satu komponen obat yang kita minum biasanya
mengandung analgesic atau pereda nyeri (Mita dan Husni, 2017).
Setiap orang pasti pernah merasakan nyeri, dimana
nyeri biasanya disebabkan oleh trauma mekanik, fisika, kimia ataupun trauma
lain yang mengakibatkan rangsangan pada reseptor nyeri. Nyeri adalah perasaan
sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan dan yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan. Adapaun obat yang biasa digunakan dalam penanganan nyeri
adalah analgetik misalnya ibuprofen. Obat nyeri atau obat antiinflamasi non
sterois (NSAID) jika digunakan dalam jangka panjang dapat merugikan kesehatan,
dari efek samping seperti sakit kepala, mual, muntah, kerusakan hari dan ginjal
(Syamsul et al., 2016).
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional
yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik actual maupun potensial
atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut. Nyeri adalah suatu
pengalaman sensorik yang multidimensional. Fenomena ini dapat berbeda dalam :
-
Intensitas (ringan,
sedang dan berat)
-
Kualitas (
tumpul, seperti terbakar dan tajam)
-
Durasi (transien,
intermiten dan persisten)
-
Penyebaran (superfisial
atau dalam , terlokasi atau difus)
Meskipun
nyeri adalah sensasi, nyeri memiliki komponen kognitif dan emosional, yang
digambarkan dalam bentuk penderitaan. Nyeri juga berkaitan dengan reflex
menghindar dan perubahan output otonom (Bahrudin, 2017).
Menurut
Sovia dan Yuslianti (2019), berdasarkan mekanisme dan target aksinya, obat
analgetik dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
·
Non-opioid
(Non-Narkotika)
è Obat-obatan dalam kelompok ini memiliki target
aksi pada enzim, yaitu enzim siklooksigenasi (COX). COX berperan dalam sintesis
mediator nyeri, salah satunya adalah prostaglandin. Mekanisme umu dari analgesic
ini adalah memblok pembentukan prostaglandin dengan jalan menginhibisi enzim
COX pada daerah yang terluka dengan demikian mengurangi pembentukan mediator nyeri.
Penggolongan Analgetik non Narkotik
a) analgetik-antipiretik
·
turunan anilin
dan p-aminofenol (asetanilid, fanasetin)
·
turunan
5-pirazolon (antipirin, metampiron, propifenazon)
b) antiradang bukan steroid [NSAID]
·
turunan
salisilat (asam salisilat, salisilamida, asetosal)
·
turunan
5-pirazolidindion (fenilbutazon, sulfinpirazon)
·
turunan
N-arilantranilat (asam mefenamat)
·
turunan asam
arilasetat (diklofenak, ibuprofen)
·
turunan asam
heteroarilasetat (asam tiaprofenat, fentiazak)
·
turunan
oksikam (piroksikam, tenoksikam)
·
turunan
lain-lain (benzidamin, asam niflumat)
Turunan Asam Salisilat
Hubungan
struktur aktivitas :
§ senyawa anion salisilat aktif sebagai antiradang, gugus karboksilat penting untuk
aktivitas dan letak gugus hidroksil harus berdekatan dengannya.
§ turunan halogen dapat meningkatkan aktivitas
tetapi toksisitas lebih besar
§ adanya gugus amino pada posisi 4 akan
menghilangkan aktivitas
§ pemasukkan gugus metil pada posisi 3 menyebabkan
metabolisme (hidrolisis gugus asetil) menjadi lebih lambat.
§ adanya gugus aril yang hidrofob pada posisi 5
dapat meningkatkan aktivitas.
·
Opioid (Narkotika)
è Obat golongan ini memiliki senyawa yang dapat
menekan fungsi system saraf pusat secara selektif, digunakan untuk mengurangi
rasa sakit yang moderat ataupun berat, seperti rasa sakit yang disebabkan oleh
penyakit kanker, serangan jantung akut, sesudah operasi dan kolik usus atau
ginjal. Mekanisme nya ialah, efek analgesic dihasilkan oleh adanya pengikatan
obat dengan sisi reseptor opioid spesifik pada sel dalam otak dan spinal cord. Rangsangan
reseptor juga menimbulkan efek euphoria dan rasa mengantuk.
Contoh obat :
Morfin, codein, etilmorfin, heterooksida, asetil
morfin, dihidromorfin, normorfin.
Hubungan Struktur Aktifitas Turunan Morfin :
·
eterifikasi
dan esterifikasi gugus hidroksil fenol akan menurunkan aktivitas analgesic
·
eterifikasi,
esterifikasi, oksidasi atau penggantian gugus hidroksil alkohol dengan halogen
atau hidrogen dapat meningkatkan aktivitas analgesic
·
perubahan
gugus hidroksil alkohol dari posisi 6 ke posisi 8 menurunkan aktivitas
analgesik.
·
pengubahan
konfigurasi hidroksil pada C6 dapat meningkatkan aktivitas analgesic
·
hidrogenasi
ikatan rangkap c7-C8 dapat menghasilkan efek yang sama atau lebih tinggi
·
substansi pada
cincin aromatik akan mengurangi aktivitas analgesic
·
pemecahan
jembatan eter antara C4 dan C5 menurunkan aktivitas
·
pembukaan
cincin piperidin menyebabkan penurunan aktivitas
REFERENSI
Baharudin, M. 2017. Patofisiologi
Nyeri. Artikel penelitian jurnal Medika
Muhamadyah. 13 (1) : 1-6.
Mita, S. R dan P. Husni. 2017.
Pemberian Pemahaman Mengenai penggunaan obat analgesic secara rasional pada masyarakat
di arjasari kabupaten bandung. Jurnal
aplikasi iptels untuk masyarakat. 6 (3) : 193-195.
Syamsul, E. K., F. Andani., Y. B.
Soemari. 2016. Uji aktivitas analgesic ekstrak etanolik daun kerehau pada
mencit putih. Traditional Medicine
Journal. 21 (2) : 99-103.
Sovia, E dan E. R. Yuslianti.
2019. Farmakologi Kedokteran Gigi
Praktis, Deepublish, Yogyakarta.
Mari
Berdiskusi J
1.
bagaimana
pengaruh yang ditimbulkan jika dikombinasikan antara obat analgetik non
narkotik dan analgetik narkotika ?
2. bagaimana
pengaruh yang ditimbulkan jika terlalu sering mengkonsumsi obat analgetika? Dan
dalam jangka waktu yang lama ?
3. bagaimana
cara mengatasi ketergantungan akibat terlalu sering mengkonsumsi obat analgetik
narkotika secara terus menerus ?
Saya akan menjawab permasalahan nmr 1
BalasHapusMenurut saya analgetik narkotik dan non narkotik tidak perlu dikombinasikan karena kedua golongan obat ini memiliki indikasi pada nyeri yang berbeda dimana analgetik narkotik untuk mengatasi nyeri yang sedang hingga berat sedangkan analgetik non narkotik untuk mengatasi nyeri ringan hingga sedang, sehingga jika dikombinasikan, analgetik non narkotik tidak akan berefek.
Terimakasih yadela, tetapi setelah saya baca ada beberapa obat yang dapat dikombinasikan, seperti codein dan parasetamol dimana codein merupakan analgetik narkotika dan parasetamol adalah analgetik non narkotik
HapusHai audrey. Saya akan menjawab permasalahan nomor 2. Jika kita terlalu sering mengkonsumsi obat analgetik maka tubuh akan merasa lebih kebal terhadap obat tsb dan menyebabkan obat tidak bekerja dengan efektif lagi. Jika obat tidak mampu berkeja lagi secara efektif maka untuk membuat obat tersebut bekerja dg normal lagi dan mampu mengobati rasa nyeri yg dirasakan, maka dosis obat harus ditambahkan. Dan kemungkinan besar kita akan mengalami gagal ginjal dan kerusakan pada hati.
BalasHapusHai audrey saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 3. Menurut saya cara untuk mengatasinya yaitu bisa dengan cara dilakukan penurunan dosis ataupun penggantian golongan obat. Selain itu, pengidap
BalasHapusketergantunganbat bisa diatasi dengan pemberian arang aktif (activated charcoal) di klinik atau rumah sakit untuk menyerap obat yang menyebabkan ketergantungan.
Hay audrey saya akan mencoba menjwab permasalah. No. 1 menurut saya efek yang timbulka jika analgetik narkotik dam non narkoyik jika di kombinasikan akan menghilangkan nyeri lebih efektif dibandingkan jika digunakan tunggal
BalasHapussaya akan menjawb pertanyaan nomor 2, bahwa jika mengonsumsi obat analgetik dalam jangka waktu yang lama dapat memberikan dampak seperti gagal ginjal, obat tak mempan lagi, menyebabkan kerusakan hati dan juga dapat memberikan reaksi alergi
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus